Oleh: Abu Yahya Muhammad Syarif Samarinda
Ketika sesi tanya jawab dalam Dauroh di Masjid Fatahillah Depok tanggal 24 Jumadil Ula 1429 H (30 Mei 2008) ada hadirin yang meminta Al Ustadz Dzulqarnain untuk menceritakan biografi beliau supaya dapat mengambil ibrah dalam menuntut ilmu. Namun karena ke-tawadhu’-an beliau enggan menceritakannya seraya menganjurkan untuk membaca biografi ulama seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, dan lain-lain. Beberapa waktu yang lalu pun ada komentar yang masuk ke kotak saran www.tasjilat.wordpress.com yang meminta biografi para ustadz. Guna memenuhi keingintahuan khalayak, maka kami selaku pengelola www.tasjilat.wordpress.com menulis profil singkat Al Ustadz Dzulqarnain berdasarkan informasi dan arsip data yang kami miliki.
Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi—semoga Allâh subhânahu wa ta’âlâ selalu menjaganya dan kita semua—lahir di kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan, negara Indonesia. Kunyah beliau Abu Muhammad. Permulaan menuntut ilmu agama dan mengenal dakwah Salafiyah diawali ketika menginjak usia remaja di Makassar, beliau belajar bahasa Arab kepada Al Ustadz Khidhir (atau biasa dipanggil dengan nama Al Ustadz Khaidir) yang merupakan kakak kandung beliau. Beliau pernah pula belajar sebentar di Pondok Pesantren (Ponpes) Ihya’us Sunnah, Degolan, Yogyakarta (yang didirikan oleh Ja’far Umar Thalib). Sekitar tahun 1995 berangkat ke Ma’had Darul Hadits, Dammaj, Yaman guna menuntut ilmu kepada Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i. Saat itu tidak banyak santri Tadribud Du’at yang mendapatkan rekomendasi untuk menempuh pendidikan di Yaman, melainkan hanya santri pilihan yang terhitung cerdas dan pandai.
Sekembalinya ke Indonesia tahun 1999, beliau sempat memberikan pelajaran di Ponpes Ihya’us Sunnah Yogyakarta. Pada tahun 2000 beliau menjadi anggota staf redaksi majalah SALAFY yang berpusat di Yogyakarta
Mulai tahun 2000 bersama kerabatnya yang juga para da’i alumnus Yaman dan Universitas Madinah, beliau mendirikan Ma’had As Sunnah Makassar. Tahun 2001 menerbitkan majalah An Nashihah secara berkala sampai sekarang. Tahun 2004 pergi ke Saudi Arabia guna belajar kepada Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali (mantan dosen Universitas Islam Madinah). Tahun 2005 belajar ke Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi (Mufti Saudi Arabia Bagian Selatan). Tahun 2006 – 2008 belajar kepada Syaikh Shalih bin Abdillah bin Fauzan Al Fauzan (anggota Hai’at Kibarul Ulama Saudi Arabia). Guru beliau lainnya adalah Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali yang pernah memberikan ceramah via telepon di Makassar tahun 2002.
Karya tulis Al Ustadz Dzulqarnain dalam bentuk buku yaitu:
Ciri pelajaran yang disampaikan Al Ustadz Dzulqarnain adalah penanaman aqidah yang kuat, kedalaman ilmu, kedetailan pembahasan, bersikap adil dan pertengahan, serta penjagaan terhadap hikmah dakwah. Hal ini bisa dibuktikan oleh setiap orang yang pernah bermajelis dengan beliau ataupun yang pernah mendengarkan rekaman pelajaran beliau.
Salah satu di antara pengalaman dakwah beliau adalah ketika di Balikpapan sekitar tahun 2003, sekelompok kaum muslimin yang terpengaruh pemahaman khawarij (gerakan jihad tanpa ilmu)—dengan izin Allâh subhânahu wa ta’âlâ —berhasil beliau sadarkan dengan dialog yang ilmiah, ramah, lemah-lembut, dan penuh hikmah. Sekarang mereka aktif belajar di majelis ilmu Salafiyah di Balikpapan seperti Ponpes Ibnul Qoyyim serta ada yang menimba ilmu ke Makassar. Wallâhu a’lâm.
Ditulis oleh Abu Yahya Muhammad Syarif di Samarinda
pada tanggal 28 Jumadits Tsani 1429 H/2 Juli 2008
www.tasjilat.wordpress.com Via: ghuroba.blogsome.com
Ketika sesi tanya jawab dalam Dauroh di Masjid Fatahillah Depok tanggal 24 Jumadil Ula 1429 H (30 Mei 2008) ada hadirin yang meminta Al Ustadz Dzulqarnain untuk menceritakan biografi beliau supaya dapat mengambil ibrah dalam menuntut ilmu. Namun karena ke-tawadhu’-an beliau enggan menceritakannya seraya menganjurkan untuk membaca biografi ulama seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, dan lain-lain. Beberapa waktu yang lalu pun ada komentar yang masuk ke kotak saran www.tasjilat.wordpress.com yang meminta biografi para ustadz. Guna memenuhi keingintahuan khalayak, maka kami selaku pengelola www.tasjilat.wordpress.com menulis profil singkat Al Ustadz Dzulqarnain berdasarkan informasi dan arsip data yang kami miliki.
Al Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi—semoga Allâh subhânahu wa ta’âlâ selalu menjaganya dan kita semua—lahir di kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan, negara Indonesia. Kunyah beliau Abu Muhammad. Permulaan menuntut ilmu agama dan mengenal dakwah Salafiyah diawali ketika menginjak usia remaja di Makassar, beliau belajar bahasa Arab kepada Al Ustadz Khidhir (atau biasa dipanggil dengan nama Al Ustadz Khaidir) yang merupakan kakak kandung beliau. Beliau pernah pula belajar sebentar di Pondok Pesantren (Ponpes) Ihya’us Sunnah, Degolan, Yogyakarta (yang didirikan oleh Ja’far Umar Thalib). Sekitar tahun 1995 berangkat ke Ma’had Darul Hadits, Dammaj, Yaman guna menuntut ilmu kepada Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i. Saat itu tidak banyak santri Tadribud Du’at yang mendapatkan rekomendasi untuk menempuh pendidikan di Yaman, melainkan hanya santri pilihan yang terhitung cerdas dan pandai.
Sekembalinya ke Indonesia tahun 1999, beliau sempat memberikan pelajaran di Ponpes Ihya’us Sunnah Yogyakarta. Pada tahun 2000 beliau menjadi anggota staf redaksi majalah SALAFY yang berpusat di Yogyakarta
Mulai tahun 2000 bersama kerabatnya yang juga para da’i alumnus Yaman dan Universitas Madinah, beliau mendirikan Ma’had As Sunnah Makassar. Tahun 2001 menerbitkan majalah An Nashihah secara berkala sampai sekarang. Tahun 2004 pergi ke Saudi Arabia guna belajar kepada Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali (mantan dosen Universitas Islam Madinah). Tahun 2005 belajar ke Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi (Mufti Saudi Arabia Bagian Selatan). Tahun 2006 – 2008 belajar kepada Syaikh Shalih bin Abdillah bin Fauzan Al Fauzan (anggota Hai’at Kibarul Ulama Saudi Arabia). Guru beliau lainnya adalah Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali yang pernah memberikan ceramah via telepon di Makassar tahun 2002.
Karya tulis Al Ustadz Dzulqarnain dalam bentuk buku yaitu:
- "Panduan Puasa Ramadhan di Bawah Naungan Al Qur’an dan As Sunnah", diterbitkan pertama kali pada Sya’ban 1421 H/November 2000 oleh Pustaka Al Haura’ Yogyakarta (ukuran 11,5 X 18,5 cm; tebal 72 halaman), kemudian edisi revisi diterbitkan pada Sya’ban 1426/September 2005 oleh Pustaka As Sunnah Makassar (ukuran 12 X 18,5 cm; tebal 104 halaman).
- "Indahnya Sholat Malam; Tuntunan Qiyamul Lail dan Sholat Tarawih", cetakan pertama Sya’ban 1427 H/September 2006, ukuran 12 X 18 cm, tebal 116 halaman, penerbit Pustaka As Sunnah Makassar.
- "Meraih Kemuliaan Melalui Jihad… Bukan Kenistaan", cetakan pertama Sya’ban 1427 H/Agustus 2006, ukuran 16,5 X 24,5 cm, tebal 440 halaman, penerbit Pustaka As Sunnah Makassar.
- Mukjizat Terbelahnya Bulan, dimuat di majalah SALAFY edisi XXIV/1418/1998 halaman 32-36. (Tulisan aslinya berbahasa Arab yang dibuat ketika sedang menuntut ilmu di Yaman dan dialihbahasakan oleh Azhari Asri)
- Jihad Menurut Timbangan Ahlussunnah wal Jama’ah, dimuat di majalah SALAFY edisi 34/1421 H/2000 M halaman 11-14.
- Ahkamul Jihad, dimuat di majalah SALAFY edisi 34/1421 H/2000 M halaman 15-24.
- Qunut Nazilah Senjata Orang Beriman, dimuat di majalah SALAFY edisi 34/1421 H/2000 M halaman 39-44.
- Ahkamul Jihad: Mengangkat Pemimpin dalam Jihad, dimuat di majalah SALAFY edisi 35/1421 H/2000 M halaman 36-42.
- Hukum Terhadap Intelijen, dimuat di majalah SALAFY edisi 37/1421 H/2000 M halaman 11-14.
- Posisi Masbuk dan Hukum Sholat di Belakang Ahlul Bid’ah, dimuat di majalah An Nashihah volume 01 Tahun 1/1422 H/2001 M halaman 2-7.
- Doa Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi, dimuat di majalah An Nashihah volume 01 Tahun 1/1422 H/2001 M halaman 7-9.
- Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Siapakah Mereka?, dimuat di majalah An Nashihah volume 01 Tahun 1/1422 H/2001 M halaman 10-18.
- Menggerakkan Jari Telunjuk ketika Tasyahud, dimuat di majalah An Nashihah volume 01 Tahun 1/1422 H/2001 M halaman 27-39.
- Siapakah Mahrammu?, dimuat di majalah An Nashihah volume 01 Tahun 1/1422 H/2001 M halaman 51-56.
- Tinja dan Kencing, Najiskah?, dimuat di majalah An Nashihah volume 02 Tahun 1/1422 H/2001 M halaman 2-4.
- Hakikat Dakwah Salafiyah, dimuat di majalah An Nashihah volume 02 Tahun 1/1422 H/2001 M halaman 5-14.
- Fatwa Para Ulama Besar Menyikapi Terorisme, dimuat di majalah An Nashihah volume 03 Tahun 1/1422 H/2002 M halaman 2-20. (Artikel ini disusun di antara tujuannya sebagai bantahan ilmiah terhadap Ja’far Umar Thalib selaku Panglima Laskar Jihad saat itu yang mendukung peledakan gedung WTC di Amerika Serikat)
- Pijakan Seorang Muslim di Tengah Gelombang Fitnah, dimuat di majalah An Nashihah volume 03 Tahun 1/1422 H/2002 M halaman 21-34.
- Hukum Qunut Subuh, dimuat di majalah An Nashihah volume 03 Tahun 1/1422 H/2002 M halaman 59-64.
- Haruskah Orang yang Khutbah yang Menjadi Imam?, dimuat di majalah An Nashihah volume 04 Tahun 1/1423 H/2002 M halaman 4-5.
- Hadits Bithoqoh (Kartu), dimuat di majalah An Nashihah volume 04 Tahun 1/1423 H/2002 M halaman 6-8.
- Seputar Air Madzi, dimuat di majalah An Nashihah volume 04 Tahun 1/1423 H/2002 M halaman 9.
- Dokter Praktek, dimuat di majalah An Nashihah volume 04 Tahun 1/1423 H/2002 M halaman 10.
- Ikhtilath ketika Bekerja, dimuat di majalah An Nashihah volume 04 Tahun 1/1423 H/2002 M halaman 11-12.
- Hukum Nikah dalam Keadaan Hamil, dimuat di majalah An Nashihah volume 05 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 2-6.
- Bacaan Dzikir Setelah Sholat, dimuat di majalah An Nashihah volume 05 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 10-12.
- Seputar Sholat Tarawih, dimuat di majalah An Nashihah volume 05 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 13.
- Lutut atau Tangankah yang Lebh Dulu Menyentuh Bumi ketika Sujud?, dimuat di majalah An Nashihah volume 05 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 49-52.
- Syarah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (Bagian Pertama), dimuat di majalah An Nashihah volume 05 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 53-57.
- Melihat Allah dalam Mimpi, Mungkinkah?, dimuat di majalah An Nashihah volume 06 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 2-4.
- Cara Sholat Taubat, dimuat di majalah An Nashihah volume 06 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 5-6.
- Studi Syar’i tentang Beberapa Muamalat Kekinian, dimuat di majalah An Nashihah volume 06 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 35-48.
- Hadits-hadits Seputar Keutamaan Surat Yasin, dimuat di majalah An Nashihah volume 06 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 49-59.
- Syarah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (Bagian Kedua), dimuat di majalah An Nashihah volume 06 Tahun 1/1424 H/2004 M halaman 60-67.
- Mengambil Manfaat dari Sawah yang Digadaikan, dimuat di majalah An Nashihah volume 07 Tahun 1/1425 H/2004 M halaman 2-3.
- Beberapa Masalah Berkaitan dengan Sholat Berjama’ah, dimuat di majalah An Nashihah volume 07 Tahun 1/1425 H/2004 M halaman 3-5.
- Derajat Hadits Jihad Paling Besar adalah Melawan Hawa Nafsu, dimuat di majalah An Nashihah volume 07 Tahun 1/1425 H/2004 M halaman 5.
- Kiat-kiat Menyambut Bulan Ramadhan yang Sarat Keutamaan, dimuat di majalah An Nashihah volume 07 Tahun 1/1425 H/2004 M halaman 13-18.
- Panduan Puasa Ramadhan di Bawah Naungan Al Qur’an dan As Sunnah, dimuat di majalah An Nashihah volume 07 Tahun 1/1425 H/2004 M halaman 24-37.
- Tuntunan Qiyamul Lail dan Sholat Tarawih, dimuat di majalah An Nashihah volume 07 Tahun 1/1425 H/2004 M halaman 38-53.
- Syarah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (Bagian Ketiga), dimuat di majalah An Nashihah volume 07 Tahun 1/1425 H/2004 M halaman 59-64.
- Studi Syar’i tentang Beberapa Muamalat Kekinian: Jual Beli dengan Cara Kredit, dimuat di majalah An Nashihah volume 08 Tahun 1/1425 H/2005 M halaman 40-49.
- Hukum Menjaharkan Basmalah dalam Sholat Jahriyah, dimuat di majalah An Nashihah volume 08 Tahun 1/1425 H/2005 M halaman 50-52.
- Syarah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (Bagian Keempat), dimuat di majalah An Nashihah volume 08 Tahun 1/1425 H/2005 M halaman 53-57.
- Studi Syar’i tentang Beberapa Muamalat Kekinian: Beberapa Hukum Berkaitan dengan Undian, dimuat di majalah An Nashihah volume 09 Tahun 1/1426 H/2005 M halaman 39-40.
- Syarah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (Bagian Kelima), dimuat di majalah An Nashihah volume 09 Tahun 1/1426 H/2005 M halaman 54-59.
- Terorisme, Bahaya dan Solusinya, dimuat di majalah An Nashihah volume 10 Tahun 1/1427 H/2006 M halaman 17-33.
- Mengenal Kesyirikan, Bahaya dan Bentuk-bentuknya (Bagian Pertama), dimuat di majalah An Nashihah volume 10 Tahun 1/1427 H/2006 M halaman 34-42.
- Mengenal Kesyirikan, Bahaya dan Bentuk-bentuknya (Bagian Kedua), dimuat di majalah An Nashihah volume 11 Tahun 1/1427 H/2006 M halaman 33-35.
- Hadits-hadits Seputar Bulan Sya’ban, dimuat di majalah An Nashihah volume 11 Tahun 1/1427 H/2006 M halaman 46-52.
- Syarah Bulughul Maram min Adillatil Ahkam (Bagian Keenam), dimuat di majalah An Nashihah volume 11 Tahun 1/1427 H/2006 M halaman 53-58.
- Hadits Doa di Padang Arafah, dimuat di majalah As Salaam No. IV Tahun II 2006 M/1426 H halaman 37-40.
- Etika Syar’i bagi Perempuan dalam Menuntut Ilmu, dimuat di majalah An Nashihah volume 12 Tahun 1428 H/2007 M halaman 39-44.
- Pentingnya Mengenal Al Asma’ Al Husna, dimuat di majalah An Nashihah volume 12 Tahun 1428 H/2007 M halaman 45-50.
- Anjuran untuk Berdzikir dan Keutamaannya, dimuat di majalah An Nashihah volume 12 Tahun 1428 H/2007 M halaman 57-61.
- Beberapa Kaidah Mengenal Al Asma’ Al Husna, dimuat di majalah An Nashihah volume 13 Tahun 1429 H/2008 M halaman 33-38.
- Beberapa Hukum Seputar Ihdad, dimuat di majalah An Nashihah volume 13 Tahun 1429 H/2008 M halaman 55-62.
Ciri pelajaran yang disampaikan Al Ustadz Dzulqarnain adalah penanaman aqidah yang kuat, kedalaman ilmu, kedetailan pembahasan, bersikap adil dan pertengahan, serta penjagaan terhadap hikmah dakwah. Hal ini bisa dibuktikan oleh setiap orang yang pernah bermajelis dengan beliau ataupun yang pernah mendengarkan rekaman pelajaran beliau.
Salah satu di antara pengalaman dakwah beliau adalah ketika di Balikpapan sekitar tahun 2003, sekelompok kaum muslimin yang terpengaruh pemahaman khawarij (gerakan jihad tanpa ilmu)—dengan izin Allâh subhânahu wa ta’âlâ —berhasil beliau sadarkan dengan dialog yang ilmiah, ramah, lemah-lembut, dan penuh hikmah. Sekarang mereka aktif belajar di majelis ilmu Salafiyah di Balikpapan seperti Ponpes Ibnul Qoyyim serta ada yang menimba ilmu ke Makassar. Wallâhu a’lâm.
Ditulis oleh Abu Yahya Muhammad Syarif di Samarinda
pada tanggal 28 Jumadits Tsani 1429 H/2 Juli 2008
www.tasjilat.wordpress.com Via: ghuroba.blogsome.com