01 Juli 2008

Perpecahan Umat adalah karena Bid'ah

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah washalatu wassalamu 'ala rasulillah. Amma ba'du:

Berikut ini adalah ta'liq/komentar singkat Syeikh Abu Usman Muhammad Al Anjari hafidzahulloh (murid Syeikh Al Albani) pada Durus Rutin "Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari" Rabu malam Kamis pada tanggal 7 November 2007 di Dewaniyah Syeikh Thariq As Subai'i di Khaldiyah, Kuwait.

Topik Bahasan:

Point ke-90, Imam Al Barbahari rahimahulloh menulis (terjemahan):

Ketahuilah, bahwa Rasululloh shalallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan terpecah umatku menjadi 73 golongan, semuanya di dalam neraka kecuali satu, yaitu Al Jama'ah." Dikatakan: "Ya Rasululloh, siapakah mereka itu?" Beliau menjawab: "Apa-apa yang Aku berada di atasnya pada hari ini dan (juga) para shahabatku." Hadits Shahih dikeluarkan oleh At Tirmidzi no. 2640, Abu Dawud no. 4596, Ibnu Majah no. 3991 dan selainnya dari hadits Abi Hurairah radhiyallohu 'anhu. Dishahihkan oleh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 203, 204, 1492 dan dalam Shahih Al Jaami' no.5343.
Demikianlah agama ini sampai pada kekhalifahan Umar, demikian juga pada zaman Usman. Maka, pada saat Usman dibunuh, datanglah ikhtilaf dan bid'ah serta manusia menjadi berkelompok-kelompok dan mereka terpecah belah. Sebagian manusia ada yang tetap di atas al haq pada awal perubahan tersebut, mereka berkata dengan kebenaran dan menyeru manusia kepadanya dan perkaranya tetap lurus. Sampailah pada tingkatan keempat dari kekhalifahan Bani Fulan, berbaliklah keadaan zaman dan manusia telah berubah dengan dahsyat, tersebarlah kebid'ahan dan telah banyak para da'i/penyeru yang mengajak kepada selain jalan yang lurus dan Al Jama'ah sehingga terjadilah fitnah sampai kepada perkara yang Rasululloh dan para shahabatnya belum pernah berbicara tentang hal itu. Mereka (para da'i itu) menyeru kepada perpecahan sedangkan Rasululloh telah melarang dari perpecahan, mereka saling mengkafirkan antara yang satu dengan lainnya dan setiap da'i mengajak kepada pendapatnya dan mengajak manusia untuk mengkafirkan bagi orang yang menyelisihinya. Orang-orang bodoh dan para pemikir telah diutamakan (ditokohkan) padahal mereka tidak memiliki ilmu, mereka menjadikan manusia tamak dalam perkara dunia dan menakut-nakuti manusia dari siksaan/kesengsaraan dunia, maka makhluk telah menjadikan mereka takut dan berharap pada urusan dunia mereka, maka jadilah As Sunnah dan Ahlus Sunnah tersembunyi/tidak tampak dan tampak serta menyebarlah bid'ah dan mereka telah kafir dari berbagai macam sisi sementara mereka tidak tahu, mereka telah menempatkan qiyas dan mereka membawa kekuasaan Rabb dalam ayat-ayatNya, hukum-hukumNya, perintah-perintahNya dan larangan-laranganNya berdasarkan akal-akal [dan pemikiran mereka]. Maka apa-apa yang sesuai dengan akal-akalnya mereka menerimanya sedangkan apa-apa yang tidak sesuai dengan akalnya mereka menolaknya. Maka jadilah Al Islam dalam keadaan asing dan As Sunnah juga dalam keadaan asing dan Ahlus Sunnah menjadi  ghuroba (orang-orang yang asing) di tengah-tengah masyarakatnya.

Komentar Syeikh Al Anjari hafidzahulloh:
1. Tanda-tanda akan senantiasa adanya Ahlus Sunnah adalah dengan terjadinya perpecahan umat ini menjadi 73 golongan dan Alloh memelihara Ahli Sunnah dari perpecahan.
2. Ahlus Sunnah menjadi asing, mereka baik keadaannya dan memperbaiki umat disaat kebanyakan Umat Islam dalam keadaan rusak.
3. Perpecahan dalam umat ini adalah karena AL AHWA/BID'AH BUKAN KARENA MAKSIAT seperti zina, minum khamer, dll yang bersifat syahwat, tetapi karena SYUBHAT.
4. Khilaf/beda pendapat antara Ahlus Sunnah dengan kelompok-kelompok seperti Ikhwanul Muslimin, Tabligh dan lain-lain adalah dalam masalah I'TIQAD bukan dalam hal fiqih.
5. Maka wajib bagi kita untuk menelusuri atsar (jejak) shahabat, hal ini menunjukkan sangat pentingnya sanad.
6. Sebagai contoh terasingnya Ahlus Sunnah, lihatlah bagaimana Syeikh Al Albani rahimahulloh, beliau dengan sendirian menegakkan agama ini tanpa mendirikan partai, jum'iyah (perkumpulan), organisasi atau pun daulah (negara). Bahkan beliau adalah seorang a'jami bukan arabi. Telah terbukti, beliaulah salah satu pembawa bendera sunnah (di zaman kita ini, pen).
7. As Sunnah tetaplah sunnah, tak akan berubah. Hal-hal yang wajib pada masa kekhalifahan (pemerintahan) Umar, maka wajib pula pada kekhalifahan sesudahnya; Usman, Ali, Muawiyah, Yazid Bin Abdul Malik, dan seterusnya sampai sekarang seperti masa pemerintahan Shabah Al Ahmad (Amir Kuwait saat ini, pen).
8. Sunni adalah satu jama'ah bukan jama'aat (banyak jama'ah), satu hizb (golongan) bukan ahzaab (bergolong-golongan). Ahlus Sunnah tidaklah digolong-golongkan berdasarkan daerah atau wilayah seperti kebiasaan At Turots (di Kuwait) yang membagi-bagi syabaab (pemuda) dengan daerah di mana dia tinggal seperti: Syabaab Faiha, Khaldiyah, dll yang menjadi kebiasaan cara dakwah Abdur Rahman Abdul Khaliq, seperti kalau berjumpa dengan seseorang yang belum dikenal maka akan ditanyakan: "Kamu berasal dari syabaab daerah mana?" (Karena memang At Turots memiliki cabang hampir di semua wilayah/blok di Kuwait ini dan ada penanggung jawabnya baik yang jelas diketahui maupun yang rahasia, pen).
9. Umat Islam celaka/binasa karena Kitab, yakni menafsirkan Al Qur'an tidak dengan semestinya dan Laban (susu), yaitu disibukkan dengan urusan duniawi sampai melupakan agamanya. Umat Islam binasa bukan karena orang kafir (sebagaimana sangkaan kebanyakan orang, pen). Ingatlah hadits Nabi saat berdoa kepada Alloh agar jangan sampai umatnya dibinasakan karena masa paceklik (bisanatin aammatin) dan agar jangan sampai umatnya dikuasai oleh selain dari diri-diri mereka (kalangan muslimin sendiri) dan doa beliau ini Alloh kabulkan.
Jadi, kerusakan yang ada dalam Umat Islam adalah karena Umat Islam itu sendiri, bukan dari luar. Adapun manhaj khalaf, mereka menyangka bahwa kebinasaan Umat Islam ini adalah karena kedzaliman penguasa atau karena orang kafir seperti Yahudi, Amerika, Inggris, dll.
Manhaj akallah yang dibawa oleh kelompok-kelompok khalaf seperti Abdur Rahman Abdul Khaliq, dia mengatakan bahwa agar dapat merubah keadaan/amar ma'ruf nahi mungkar maka haruslah melalui partai, organisasi, jama'ah-jama'ah atau perkumpulan-perkumpulan yang semisalnya sehingga nanti tujuan akhirnya sampailah pada kekuasaan/kekhalifahan.
(Hal inilah yang mereka tempuh, diantara bukti nyata adalah sering ikut sertanya beberapa anggota At Turots pada Pemilu Parlemen/Majelis Ummah Kuwait dan pada pertengahan Mei 2008 ini mereka telah 'berhasil' memasukkan 4 orang anggotanya. Bandingkan dengan apa yang telah para ulama salaf dan Syeikh Al Albani tempuh! pen).
10. Ahlus Sunnah senantiasa memprioritaskan tauhid (tauhid awalan) karena inilah asas Islam. Tauhidlah yang akan menyelamatkan manusia dari kekalnya adzab neraka. Maka, betapa sangat pentingnya memiliki akidah yang benar.
Wallohu Ta'ala a'lam. (Abu Shofiyah)