17 April 2008

Perseteruan? Bukan!



Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Al Akh Abu Muhammad menulis di blognya:
"Dalam beberapa tahun ini telah tersebar terjemahan selebaran yang mengatasnamakan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah.Tak lain selebaran ini diterjemahkan dan disebarkan oleh Hizbiyun, Quthbiyun, Ikhwanul Muflisin baik melalui media elektronik maupun media lainnya.
Inti dari selebaran ini adalah rasa ketidakpuasan Syaikh Bakr Abu Zaid terhadap Syaikh Robi’ bin Hadi Al-Madkholiy hafizahullah karena kritikan beliau (Syaikh Robi’) terhadap Sayyid Quthb.
Dan ketika Syaikh Robi’ hafizahullah mempertanyakan kepada Syaikh Bakr Abu Zaid perihal selebaran ini, maka Syaikh Bakr menjawab sebagai berikut:”Mereka (Hizbiyun) menghendaki perpecahan diantara dua orang yang saling mencintai.” Maka lihatlah wahai hizbi, dimana kalian letakkan wajah-wajah kalian dengan jawaban syaikh rahimahullah ini!!! Inilah jawaban Syaikh rahimahullah terhadap selebaran yang Kalian sebarkan dengan mengatasnamakan nama beliau rahimahullah. Ketahuilah, bahwasanya Syaikh rahimahullah tidak ridlo dengan tersebar dan digandakannya selebaran ini, hal ini sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkholiy hafidzahulloh.

Berikut ini adalah Naskah (teks) Asli dalam Muqodimah Kitab Raad Al-Fashil Bainal Haq wal Bathil karya Syaikh Robi’bin Hadi Al-Madkholiy hafidzahulloh:

فقد صدرت أربع ورقات قبل سنوات نسبت إلى الشيخ بكر أبو زيد فلما سألته عنها تبرم بها وبمن نشرها، وقال لي: هؤلاء يريدون أن يفرقوا بين الأحبة. وسأله عنها الشيخ زيد بن محمد بن هادي المدخلي فسب من ينشرها، واعتذر لدى آخرين أنها سرقت منه ونشرت من غير رضاه. وإلى الآن لم يعترف بها رسميا ولم يرض عن طبعها ونشرها، فهي إذن بمثابة لقيط ليس لها أب شرعي
[www.abdurrahman.wordpress.com]

SEBAGAI TAMBAHAN:
Alhamdulillah. Beberapa hari yang lalu Saya, Abu Shofiyah Rashid Bin Dasmin (Pemilik Blog ini) mendapatkan sedikit informasi dan keterangan langsung dari salah satu murid Syeikh Rabi' hafidzahulloh, sekaligus murid dari Syeikh Muqbil rahimahulloh dan beberapa masyayekh salafi lainnya yang datang ke Kuwait, tepatnya di Bayan Area dalam rangka mengisi dauroh yang sudah rutin berjalan sejak 1424 H.
Beliau adalah Syeikh Abul Abbas Adil Mansur Al Yamani hafidzahulloh [Syeikh Rabi’ memberikan tazkiyah/rekomendasinya kepada beliau untuk memberikan pelajaran/dauroh di Indonesia, semoga bisa segera terwujud, insya Alloh] yang sekarang bermukim di Riyadh, beliau kenal dengan Al Ustadz Dzulqarnain hafidzahulloh di sana.
Berhubungan dengan masalah di atas, yakni tersebarnya tulisan yang seolah-olah ada "perseteruan/saling membantah" antara Syeikh Rabi' hafidzahulloh dan Syeikh Bakr Abu Zaid rahimahulloh, Asy Syeikh Abul Abbas hafidzahulloh mengatakan (dalam
“huruf besar/tebal” yang secara makna):
“Syeikh Rabi' hafidzahulloh adalah seorang ulama yang sangat ghiroh dalam menjaga as sunnah, dan apabila beliau melihat kemungkaran yang bertentangan dengan manhaj (salaf) yang mulia ini, maka beliau akan segera bangkit untuk membelanya, menjelaskan dan memberikan nasehat kepada kaum muslimin (tentang suatau kemungkaran tersebut) dengan tanpa rasa takut ataupun tanpa merasa tidak enak (ewuh pakewuh;jawa) kepada siapa pun walaupun yang dikritik tersebut adalah dari kalangan teman dekat beliau sendiri yang telah bergaul/mengenalnya sejak lebih dari 50 tahun lamanya. Maka dalam hal ini pun beliau menasehati Syeikh Bakr rahimahulloh dengan nasehat yang sangat keras yang belum pernah diberikan nasehat sekeras itu kepada yang lain (tentunya dengan hikmah dalam memberikan nasehat yang beliau tahu betul tentang hal itu, ed). Tidak lain adalah dalam rangka membela al haq bukan karena kebencian ataupun masalah pribadi atau urusan yang bersifat duniawi.
Ini menunjukkan bahwa dalam beragama, amar ma'ruf nahi mungkar itu tidak menghalangi beliau untuk menegur/membantah suatu kesalahan karena seseorang tersebut adalah teman dekatnya sendiri, yang hak (benar) katakan benar dan yang salah, katakan salah.”

Justeru ini menunjukkan sebenar-benarnya kecintaan seseorang manakala dia melihat orang yang dicintainya berada dalam kesalahan, maka seharusnya tidak tinggal diam membiarkan orang yang kita cintai itu berada dalam kesalahan, maka segera diingatkan dengan cara yang paling tepat (hikmah) untuk orang tersebut. Itulah yang telah dilakukan Syeikh Rabi' kepada saudaranya.
Demikianlah yang terjadi sebenarnya antara beliau berdua yang saling mencintai karena Alloh, seperti yang ditulis Syeikh Bakr sendiri:”Mereka (Hizbiyun) menghendaki perpecahan diantara dua orang yang saling mencintai.”, bukanlah "perseteruan/permusuhan atau saling membantah antara keduanya" seperti yang disangka dan diinginkan oleh para hizbiyun dan orang-orang yang sangat tidak suka dengan Syeikh Rabi' hafidzahulloh, justeru sebaliknya yang ada adalah saling menasehati walaupun "terkesan" keras bahkan sangat keras dalam nasehat tersebut.
Syeikh Abul Abbas juga pernah membawakan pujian Syeikh Al Albani kepada Syeikh Rabi’:
“Tidaklah seseorang membenci Syeikh Rabi’ kecuali karena: [1] Orang tersebut tidak mengetahui (jahil) tentang Syeikh Rabi’, dan atau [2] Orang tersebut memang dari kalangan Ahlul Ahwa’ (orang yang mengikuti hawa nafsunya/ahlul bid’ah).”
Wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh.